1. Kronologi
Jatuhnya Orde Lama, Munculnya Orde Baru
2. Ada APA dengan Otonomi
Khusus PAPUA???
3.
Kota Kembang Membara, Lautan Api Menghantam Bumi Parahyangan
4.
IRIAN BARAT : Antara
Nasionalisme dan Egoisme Pihak Kolonial
5. BPPC – Tommy Soeharto VS
GAPPRI
6. Supersemar
Super Galauuu... .
7. Peristiwa
Malari (Malapetaka lima Belas Januari) 1974
8.
Sabtu Kelabu,
Peristiwa 27 Juli
9.
Golkar
Instrumen Politik Di Masa Orde Baru
10. Sampul
Merah ‘MANTAN’ PKI’ Di Rezim Orde Baru
11. Fusi Tiga
Ideologi Buas
13. Revolusi
Hijau : Data dan Fakta
14. Soekarno “Menawan di Luar, Tertawan di Dalam”
15. Talang
Sari, “ Sejarah
Kelabu Bangsa Indonesia”
16. Tusuk Konde Sang Penyebab Mundurnya Soeharto
17. Hilangnya
Jati Diri Pers di Masa Orde Baru
18.
Ada yang nemu pancasila? dimana dia?
19.
Keberadaan Soumokil
20. Tragedi Chot Pulot Jeumpa Februari 1955
21. Indonesia Sang Macan Asia
22. Westernisasi
Pasca Proklamasi
23. Menyimak
Karakter Inflasi di Indonesia Dahulu dengan Sekarang
24.
Dibalik Layar Nawaksara Soekarno
25.
Balibo : Wartawan Yang Di GonjangGanjing !
26. Koran
-koran si sipit dilarang terbit
27. Teka-Teki
Ranah Madiun
28. Misteri
Tewasnya Ibu Tin
29. Akhir dari
Si Jubah Putih
30. Misteri Komando Jihad
31.
Sam Kuning “Si
Miskin di Mata Hukum”
32.
Marsinah, Pahlawan Buruh Hingga Kinikum
33.
Misteri Rembunuhan Rene
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSumarijem ( sum kuning) adalah seorang wanita penjual telur ayam berusia 18 tahun. Pada tanggal 21 September 1970, Sum yang sedang menunggu bus di pinggir jalan, tiba-tiba diseret masuk ke dalam mobil oleh beberapa orang pria. Di dalam mobil, Sum diberi eter hingga tak sadarkan diri. Dia dibawa ke sebuah rumah di Klaten dan diperkosa bergiliran oleh para penculiknya.
BalasHapusSetelah puas menjalankan aksi biadab mereka, Sum ditinggal begitu saja di pinggir jalan. Gadis malang ini pun melapor ke polisi. Bukannya dibantu, Sum malah dijadikan tersangka dengan tuduhan membuat laporan palsu..
Kasus Sum disidangkan di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Sidang perdana yang ganjil ini tertutup untuk wartawan. Belakangan polisi menghadirkan penjual bakso bernama Trimo. Trimo disebut sebagai pemerkosa Sum. Dalam persidangan Trimo menolak mentah-mentah.
Dalam putusan hakim dibeberkan pula nestapa Sum selama ditahan polisi. Dianiaya, tak diberi obat saat sakit dan dipaksa mengakui berhubungan badan dengan Trimo, sang penjual bakso. Hakim juga membeberkan Trimo dianiaya saat diperiksa polisi.
Pak Hoegeng yang pada waktu itu menjabat sebagai Kapolri terus memantau perkembangan kasus ini. Sehari setelah vonis bebas Sum, Hoegeng memanggil Komandan Polisi Yogyakarta AKBP Indrajoto dan Kapolda Jawa Tengah Kombes Suswono. Hoegeng lalu memerintahkan Komandan Jenderal Komando Reserse Katik Suroso mencari siapa saja yang memiliki fakta soal pemerkosaan Sum Kuning.
hoegeng membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Namanya 'Tim Pemeriksa Sum Kuning', dibentuk Januari 1971. Kasus Sum Kuning terus membesar seperti bola salju. Sejumlah pejabat polisi dan Yogyakarta yang anaknya disebut terlibat, membantah lewat media massa.
Belakangan Presiden Soeharto sampai turun tangan menghentikan kasus Sum Kuning. Dalam pertemuan di istana, Soeharto memerintahkan kasus ini ditangani oleh Team pemeriksa Pusat Kopkamtib. Hal ini dinilai luar biasa. Kopkamtib adalah lembaga negara yang menangani masalah politik luar biasa. Masalah keamanan yang dianggap membahayakan negara. Kenapa kasus perkosaan ini sampai ditangani Kopkamtib ?
Dalam kasus persidangan perkosaan Sum, polisi kemudian mengumumkan pemerkosa Sum berjumlah 10 orang. Semuanya anak orang biasa, bukan anak penggede alias pejabat negara. Para terdakwa pemerkosa Sum membantah keras melakukan pemerkosaan ini. Mereka bersumpah rela mati jika benar memerkosa.
Kapolri Hoegeng sadar. Ada kekuatan besar untuk membuat kasus ini menjadi bias.
Tanggal 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus ini.
Sum sendiri kemudian bekerja di Rumah Sakit Tentara di Semarang. Dia kemudian menikah dengan seorang pria yang sudah dikenalnya saat masih dirawat. Dan kasus ini pun masih menjadi misteri…
SUPERSEMAR SUPER GALAUU... .
BalasHapusSurat Perintah Sebelas Maret 1966 atau lebih dikenal dengan nama Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966. Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu. Latar belakang lahinya Supersemar adalah kondisi sosial-politik sedang kacau pasca pemberontakan G-30 S/PKI serta banyak terjadinya demonstrasi besar-besaran mahasiswa menuntut Tritura (Tiga Tuntutan rakat): Bubarkan PKI, Rombak Kabinet Dwikora, dan Turunkan Harga.
Menurut versi resmi, awal keluarnya supersemar terjadi pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan rapat sidang Kabinet Dwikora. Saat sidang dimulai, Jendral Sobur selaku panglima Pasukan Cakrabirawa melaporkan bahwa ada "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" di luar istana. Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Soebandrio dan Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter, kemudian menyusul Dr.J. Leimena setelah menutup sidang.
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amir machmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret.
Setelah munculnya Supersemar, di Indonesia terjadi dualisme kepemimpinan yang berarti adanya 2 pemimpin dalam satu negara.
Hingga pada 20 Februari 1967, Presiden Soekarno “dipaksa” untuk menyerahkan kekuasaan secara resmi kepada Soeharto dengan membuat memo pengunduran diri sebagai presiden RI. Akhirnya pada tanggal 12 Maret 1967, Soeharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.
Versi lain mengenai lahirnya Supersemar adalah sebuah sekenario yang di mainkan oleh Soeharto untuk menjatuhkan presiden Soekarno. Beberapa pihak juga menyatakan bawa soekarno dikudeta, seperti yang dikemukakan oleh Jenderal Mursyid, Asisten Menpangad Jenderal A Yani menyatakan Soekarno itu dikudeta dalam konteks bertemunya kepentingan pihak luar --Amerika cs-- dan pihak dalam negeri.
Selain Sejarah keluarnya Supersemar yang tidak jelas keberadaan naskah asli Supersemar itu sendiri masih misterius. Di ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) terdapat dua versi naskah supersemar. Versi pertama naskah tersebut hanya satu lembar dari Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat. Versi kedua sebanyak dua lembar dari Sekretariat Negara. Namun keduanya palsu, termasuk tanda tangan Presiden Soekarno yang palsu di dua dokumen tersebut.
Jenderal (Purn) M yusuf, salah satu petinggi Angkatan Darat (AD) yang mengantarkan Supersemar dari Soekarno kepada Soeharto, pernah mengaku mempunyai salinan naskah supersemar Asichin mengatakan, klaim M yusuf memiliki naskah asli Supersemar tidak terbukti.
Kesimpulannya sejarah patut dibenarkan, karena sejarah itu sendiri tidak pernah berbohong. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama mencari tahu kebenaran dari sejarah tersebut, agar generasi penerus kita mampu memahami sejarahnya yang benar.
sampul merah adalah sebuah tanda untuk memberikan perlakuan berbeda pada 'mantan anggota PKI'. Perlakuan yang dimaksud antara lain seperti tidak bisa membuat KTP, tidak bisa mendapat SKKB dari kepolisian setempat, tidak boleh menjadi anggota PNS/TNI/POLRI ataupun menjadi istri dari anggota TNI/POLRI/PNS. Jika sampai ada yang menjadi istri anggota, maka pilihannya hanya 2, diceraikan, atau suaminya keluar dari keanggotaan.
BalasHapusOrang-orang yang termasuk golongan sampul merah dipilih dengan cara 'tulis punggung' atau asal tunjuk. Oleh karena itu tidak bisa dipastikan jika semua anggota sampul merah adalah benar-benar anggota PKI.
Dengan cara tulis punggung tersebut, kadang orang-orang yang sedang berkumpul berdiskusi saja bisa mendapat sampul merah.
Begitu Supersemar dengan segala kontroversinya ditandatangani itulah awal aksi pedang Orba. Sepertinya tanda tangan Soekarno tadi adalah pembuka jalan bagi pelaksana Supersemar untuk mengamankan yang bisa diamankan. Sesudah itu terjadi tragedi mengenaskan. Di segala pelosok negeri berkubang darah jutaan rakyat dengan alasan pembasmian PKI demi keamanan negara. Korbannya tidak saja PKI, tapi juga orang-orang yang tiba-tiba di-PKI-kan atau dipaksa mengaku PKI.
BalasHapusSupersemar yang awalnya merupakan mandat dari Soekarno untuk Soeharto agar memulihkan keamanan negara yang pada saat itu kacau karena G30 S PKI justru dilegimitasi untuk menyingkirkannya. Pada akhirnya, Soekarno pun menyerahkan kekuasaannya secara resmi pada tanggal 23 Februari 1967 ke tangan Soeharto yang disaksikan oleh ketua Presidium Kabinet Ampera dan anggota kabinet.
Keironisan yang beliau alami tidak berakhir disitu. Setelah penandatanganan Supersemar yang juga berarti penyetujuan atas lengsernya kepemimpinannya sendiri, Soekarno dipenjara dengan tuduhan terlibat G30 S PKI. Namun sampai sekarang belum ada bukti yuridis yang jelas tentang keterlibatannya. Soekarno meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 dengan status tahanan rumah.
Revolusi Hijau
BalasHapusRevolusi hijau merupakan perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern. Revolusi hijau pertama kali berkembang pasca Perang Dunia I karena banyak lahan pertanian yang hancur akibat perang tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, para pengusaha Amerika berupaya mengembangkan pertanian dengan melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation. Penelitian pertama kali di lakukan di Negara meksiko dan berlanjut ke Negara berkembang lainnya seperti , Filipina, India, Pakistan termasuk juga Indonesia.
Di Indonesia berkembang pada masa orde baru untuk meningkatkan produksi pertanian. Pada tahun 1984 indonesia berhasil menjadi pengimpor beras terbesar karena hal itu Indonesia mendapat penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelaksanaan revolusi hijau yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi. Penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas yang sering disebut Intensifikasi. Ekstensifikasi yaitu perluasan area pertanian dengan cara membuka lahan-lahan baru untuk pertanian. Diversifikasi yaitu usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui sistem tumpang sari. Selain itu, revolusi hijau juga menggunakan pupuk kimia secara optimal, pestida dan bibit varietas unggul.
Dampak positif dari revolusi hijau yaitu meningkatnya swasembada hasil pertanian. Sedangkan dampak negatifnya yaitu kerusakan lingkungan yang di sebabkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Penggunaan pestisida menyebabkan berkurangnya predator hama alami seperti ular, katak, dan burung sehingga ekosistem di lingkungan menjadi tidak seimbang. Penggunaan pupuk kimia menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Penggunaan bibit unggul menyebabkan varietas local menjadi punah.
(created by : Nita Afriani)
Salah satu kasus yang masih kelabu sampai saat ini, kasus yang masih menggantung karena ‘kepikunan’ pihak yang terlibat saat itu untuk memberikan keterangan, kasus yang belum terkelupas siapa dalangnya, adalah peristiwa yang terjadi pada hari Sabtu, 27 Juli 1996. Kita sebut Peristiwa 27 Juli.
BalasHapusPeristiwa ini berawal dari kehausan akan kekuasaan. Tujuannya adalah pengambilalihan secara paksa (dengan cara penyerbuan) kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jln. Diponegoro 58, Jakarta Pusat, yang sedang dikuasai oleh orang-orang pro-Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan ini dilakukan oleh massa pro-Soerjadi (Ketua Umum versi Komgres PDI di Medan) yang juga dibantu oleh aparat. Padahal, terpilihnya kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI hanyalah rekayasa Soeharto dan para pembantu militernya untuk menggulingkan Megawati Soekarnoputri.
Berdasarkan laporan Komnas HAM, tercatat bahwa pada tanggal 24 Juli 1996 ada pertemuan di Kodam Jaya yang dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyoho. Pada rapat itu, Pak SBY yang notabene adalah pemimpin rapat, beliaulah yang memutuskan untuk penyerbuan dan pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya.
Sudah 16 tahun yang lalu peristiwa itu terjadi, sampai sekarang, setiap tanggal 27 Juli diadakan peringatan Peristiwa 27 Juli. Peringatan Peristiwa 27 Juli diadakan di bekas kantor DPP PDI. Dan kini, PDI telah berubah nama menjadi PDI Perjuangan (PDIP).
Fusi Tiga Ideologi Buas
BalasHapusMunculnya Nasakom di dasari pada hasil pemilu 1955, yang di menangkan oleh PNI yang berlatar belakang nasionalisme dengan 22,5% suara, dan Masyumi yang agamis dengan 21% suara dan PKI yang komunis di posisi ketiga. Di dasari hasil pemilu inilah Soekarno selaku presiden mencetuskan sebuah ide untuk menggabungkan tiga partai dengan latar belakang berbeda tersebut yaitu NASAKOM yang singkatan dari Nasionalis, Agamis dan Komunis. Banyak kontroversi yang terjadi yaitu mana mungkin Agamis yang yang menjunjung tinggi Ketuhanan di gabungkan dengan dengan komunis yang anti-Tuhan.
Gagasan Nasakom ternyata membuat PKI berhubungan “mesra” dengan Soekarno. Banyak sekali kebijakan Beliau yang menguntungkan PKI, begitu pula PNI yang merupakan partai yang didirikanSoekarnosendiri. Berbedadenganpartai Islam saatituyaitu NU danMasyumi, NU dengan “legowo” menerima ide NASAKOM olehSoekarno, namuntidakdenganMasyumi yang menolak ide tersebutbahkanuntukduduksemejasajadengan orang-orang komunis yang dianggapatheissajatidakmau.
DianggaptidakmematuhiperintahPresiden, makaSoekarnomulaimengintimidasiMasyumi, yang akhirnyadibubarkanpadatanggal 17 Agustus 1960.Namunkesalahaninilah yang menyulutkemarahanwarga yang mengakibatkanGerakan 30 September yang tidak di ketahuidalangsebenarnyadan yang menjadisenjataSoehartountukmeng-kambinghitamkanSoekarnodan PKI
Fusi Tiga Ideologi Buas
BalasHapusDedy Leonardo Nadeak (XII IPA 4)
Munculnya Nasakom di dasari pada hasil pemilu 1955, yang di menangkan oleh PNI yang berlatar belakang nasionalisme dengan 22,5% suara, dan Masyumi yang agamis dengan 21% suara dan PKI yang komunis di posisi ketiga. Di dasari hasil pemilu inilah Soekarno selaku presiden mencetuskan sebuah ide untuk menggabungkan tiga partai dengan latar belakang berbeda tersebut yaitu NASAKOM yang singkatan dari Nasionalis, Agamis dan Komunis. Banyak kontroversi yang terjadi yaitu mana mungkin Agamis yang yang menjunjung tinggi Ketuhanan di gabungkan dengan dengan komunis yang anti-Tuhan.
Gagasan Nasakom ternyata membuat PKI berhubungan “mesra” dengan Soekarno. Banyak sekali kebijakan Beliau yang menguntungkan PKI, begitu pula PNI yang merupakan partai yang didirikanSoekarnosendiri. Berbedadenganpartai Islam saatituyaitu NU danMasyumi, NU dengan “legowo” menerima ide NASAKOM olehSoekarno, namuntidakdenganMasyumi yang menolak ide tersebutbahkanuntukduduksemejasajadengan orang-orang komunis yang dianggapatheissajatidakmau.
DianggaptidakmematuhiperintahPresiden, makaSoekarnomulaimengintimidasiMasyumi, yang akhirnyadibubarkanpadatanggal 17 Agustus 1960.Namunkesalahaninilah yang menyulutkemarahanwarga yang mengakibatkanGerakan 30 September yang tidak di ketahuidalangsebenarnyadan yang menjadisenjataSoehartountukmeng-kambinghitamkanSoekarnodan PKI