Sumarijem ( sum kuning) adalah
seorang wanita penjual telur ayam berusia 18 tahun. Pada tanggal
21 September 1970, Sum yang sedang menunggu bus di pinggir jalan, tiba-tiba
diseret masuk ke dalam mobil oleh beberapa orang pria. Di dalam mobil, Sum
diberi eter hingga tak sadarkan diri. Dia dibawa ke sebuah rumah di Klaten dan
diperkosa bergiliran oleh para penculiknya.
Setelah puas menjalankan aksi
biadab mereka, Sum ditinggal begitu saja di pinggir jalan. Gadis malang ini pun
melapor ke polisi. Bukannya dibantu, Sum malah dijadikan tersangka dengan
tuduhan membuat laporan palsu.
Kasus Sum disidangkan di Pengadilan
Negeri Yogyakarta. Sidang perdana yang ganjil ini tertutup untuk wartawan. Belakangan polisi
menghadirkan penjual bakso bernama Trimo. Trimo disebut sebagai pemerkosa Sum.
Dalam persidangan Trimo menolak mentah-mentah.
Dalam putusan hakim dibeberkan pula nestapa Sum selama ditahan polisi. Dianiaya, tak diberi obat saat sakit dan dipaksa mengakui berhubungan badan dengan Trimo, sang penjual bakso. Hakim juga membeberkan Trimo dianiaya saat diperiksa polisi.
Dalam putusan hakim dibeberkan pula nestapa Sum selama ditahan polisi. Dianiaya, tak diberi obat saat sakit dan dipaksa mengakui berhubungan badan dengan Trimo, sang penjual bakso. Hakim juga membeberkan Trimo dianiaya saat diperiksa polisi.
Pak Hoegeng yang pada waktu
itu menjabat sebagai Kapolri terus memantau perkembangan kasus ini.
Sehari setelah vonis bebas Sum, Hoegeng memanggil Komandan Polisi Yogyakarta
AKBP Indrajoto dan Kapolda Jawa Tengah Kombes Suswono. Hoegeng lalu
memerintahkan Komandan Jenderal Komando Reserse Katik Suroso mencari siapa saja
yang memiliki fakta soal pemerkosaan Sum Kuning.
hoegeng membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Namanya 'Tim Pemeriksa Sum Kuning', dibentuk Januari 1971. Kasus Sum Kuning terus membesar seperti bola salju. Sejumlah pejabat polisi dan Yogyakarta yang anaknya disebut terlibat, membantah lewat media massa.
Belakangan Presiden Soeharto sampai turun tangan menghentikan kasus Sum Kuning. Dalam pertemuan di istana, Soeharto memerintahkan kasus ini ditangani oleh Team pemeriksa Pusat Kopkamtib. Hal ini dinilai luar biasa. Kopkamtib adalah lembaga negara yang menangani masalah politik luar biasa. Masalah keamanan yang dianggap membahayakan negara. Kenapa kasus perkosaan ini sampai ditangani Kopkamtib ?
hoegeng membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Namanya 'Tim Pemeriksa Sum Kuning', dibentuk Januari 1971. Kasus Sum Kuning terus membesar seperti bola salju. Sejumlah pejabat polisi dan Yogyakarta yang anaknya disebut terlibat, membantah lewat media massa.
Belakangan Presiden Soeharto sampai turun tangan menghentikan kasus Sum Kuning. Dalam pertemuan di istana, Soeharto memerintahkan kasus ini ditangani oleh Team pemeriksa Pusat Kopkamtib. Hal ini dinilai luar biasa. Kopkamtib adalah lembaga negara yang menangani masalah politik luar biasa. Masalah keamanan yang dianggap membahayakan negara. Kenapa kasus perkosaan ini sampai ditangani Kopkamtib ?
Dalam kasus persidangan perkosaan
Sum, polisi kemudian mengumumkan pemerkosa Sum berjumlah 10 orang. Semuanya anak
orang biasa, bukan anak penggede alias pejabat negara. Para terdakwa pemerkosa
Sum membantah keras melakukan pemerkosaan ini. Mereka bersumpah rela mati jika benar
memerkosa.
Kapolri Hoegeng sadar. Ada kekuatan
besar untuk membuat kasus ini menjadi bias.
Tanggal 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus ini. Sum sendiri kemudian bekerja di Rumah Sakit Tentara di Semarang. Dia kemudian menikah dengan seorang pria yang sudah dikenalnya saat masih dirawat. Dan kasus ini pun masih menjadi misteri…
Tanggal 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus ini. Sum sendiri kemudian bekerja di Rumah Sakit Tentara di Semarang. Dia kemudian menikah dengan seorang pria yang sudah dikenalnya saat masih dirawat. Dan kasus ini pun masih menjadi misteri…
(Create By Sanny)
Artikel ini dibuat hanya untuk proses pembelajaran, mengkaji dari berbagai sumber yang ada
0 komentar:
Posting Komentar