Senin, 08 Oktober 2012

"Menyimak Karakter Inflasi di Indonesia dahulu dengan sekarang”

zahra A5
        Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi makro paling penting dan paling ditakuti oleh para pelaku ekonomi termasuk Pemerintah, karena dapat membawa pengaruh buruk pada struktur biaya produksi dan tingkat kesejahteraan.
       Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya itu umum dan terus-menerus. Sebenarnya inflasi itu tidak selalu buruk. Inflasi dalam batas wajar dan normal menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi. Tapi inflasi yang sangat tinggi atau disebut juga Hiperinflasi yaitu dimana tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun maka akan menyebabkan keadaan Ekonomi Indonesia yang memburuk. Dan inflasi pada masa Orde Lama, mencapai kurang lebih 600% pertahun! Nah, apa yang menyebabkan terjadinya Hiperinflasi pada masa pemerintahan Soekarno?
      Inflasi pada masa Orde lama terjadi karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Saat itu untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javashe Bank, lalu uang NICA dan uang kertas baru yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia).
      Usaha-usaha yang dijalankan pemerintah yaitu : melakukan pinjaman nasional, upaya menebus blockade, melakukan Konferensi Ekonomi Februari 1946, pembentukan Planning Board dan  Kasino Plan. Dan Pada sekitar tahun 1959-1967 Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin, yang segala sesuatu baik stuktur ekonomi indonesia diatur sepenuhnya oleh pemerintah namun kebijakan ini belum dapat memperbaiki keadaan kondisi di negara ini. Hal ini di lihat ketika pemerintah menjadikan uang Rp 1.000 menjadi Rp. 1 Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Barulah di awal orde baru, ketika Soeharto menjabat menjadi presiden RI saat ini kondisi perekonomian di indonesia masih sangat buruk, tingkat inflasi yang terjadi pada negara kita mencapai 650 % pertahun! Presiden Soeharto saat itu menambahkan langkah yang telah di lakukan sebelumnya oleh Soekarno, dan ternyata Soeharto berhasil menekan inflasi dari 650 % menjadi dibawah 15% dalam waktu kurang dari dua tahun. Soeharto melakukan hal yang jauh berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau membuat anggaran, menerbitkan sektor perbankan, mengembalikan sektor ekonomi dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal.
        tingkat inflasi mencapai 41% pada tahun 1974, tapi berhasil ditekan jadi selama periode 1970-1992 mencapai tingkatan rata-rata 12,7%, lalu 1988 angka inflasi selalu dibawah 10% sampai sekarang dan cenderung fluktuatif / naik turun. FYI, di zimbabwe tingkat inflasi pernah sampai 13jt% prtahun,lbh parah kan?
        Pada umumnya, inflasi di Indonesia cenderung tinggi, terutama jika dibandingkan negara tetangga, ASEAN. Inflasi salah satunya karena kondisi geografis dan infrastruktur yang kurang mendukung sehingga biaya ekonomi cukup tinggi untuk distribusi. Selain itu, inflasi di Indonesia biasa disebabkan oleh pergerakan barang konsumsi, seperti bahan makanan pokok dan BBM.
Pendapat saya dari segi ekonomi,inflasi pada tingkat yang rendah merupakan perangsang bagi produsen untuk menambah kapasitas produksinya, tetapi jika terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif atas meningkatnya ketidakpastian dan penurunan daya beli konsumen, sekaligus potensi penjualan dan juga aktivitas produksi menjadi berkurang.

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar